Selalu Ada Rizki, Dalam Menuntut Ilmu. Kisah Nyata. Part 3

Sesampainya dirumah, tiga hari kemudian datanglah bulan suci ramadhan, hingga setelah lebaran ada teman lain sedesanya yang mengajak Lia untuk bekerja bersamanya di ibu kota kembali. Hanya saja ditempat tersebut Lia bertugas sebagai pengasuh anak padahal Lia adalah seseorang yang pendiam jadi sebelumnya ia jarang dekat dengan anak-anak sehingga ia hanya bertahan satu bulan di tempat tersebut, setelah gajian ia berpamitan untuk keluar dari pekerjaan. Ibu bosnya yang baik hatipun selain memberi uang gaji juga memberi uang tranport untuk pulang karena mengira Lia akan pulang ke kampung halamannya. Padahal setelah itu Lia pergi kerumah mak asih diantar teman sedesanya yang mengajak Lia bekerja ke ibu kota tersebut. Temannya itu sangat bertanggung jawab ia benar-benar mengantar Lia sampai tiba di rumah mak asih, walaupun harus beberapa kali naik, karena jarak yang cukup jauh. Sayangnya beberapa uang hasil gajian Lia hilang padahal sewaktu teman yang mengantar Lia sudah kembali ke tempat kerjanya uang tersebut masih ada, namun beberapa saat setelah itu uang tersebut hilang sehingga tersisa sedikit uang yang ia pegang di ibu kota yang jauh dari saudara tersebut.


Beberapa hari kemudian mak asih menyuruh yanto mengantar Lia kerumah saudaranya yang bekerja sebagai penyalur pembantu rumah tangga . Di rumah tersebut banyak sekali teman lain yang juga ingin bekerja, Lia juga menginap beberapa hari dirumah tersebut hingga ia mendapat pekerjaan sebagai tukang bersih-bersih. Keesokan harinya Liapun diantar kerumah seseorang yang mencari pekerja sebagai tukang bersih-bersih dirumah seseorang yang pamannya kini menjadi salah satu pemimpin partai politik. Walaupun uang Lia sudah mepet bahkan untuk pulang kekampung halamannya tidak cukup namun syukur alkhamdulillah Dirumah tersebut ia bertemu teman-teman yang menganggap dan ia anggap seperti keluarganya sendiri. mereka adalah tukang masak, sopir, dua satpam, dua suster dan teman satu tugas denganya sebagai tukang bersih-bersih.


Setelah satu tahun berlalu Lia terlupa akan keinginannya untuk melanjutkan sekolahnya kembali, namun ketika Lia meminta ijin untuk pulang ke kampung halamannya ia bertemu fia yang sewaktu sekolah dasar selalu peringkat pertama. Seperti biasa Fia selalu bercerita panjang lebar namun hal itu justru mengingatkan Lia tentang keinginannya untuk melanjutkan sekolahnya kembali, sehingga satu tahun kedepannya Lia benar-benar menyimpan gajinya untuk  kelak membiaya sekolahnya. Dan tibalah saat itu dimana ia harus memilih pekerjaan yang sudah nyaman untuknya ataukah melanjutkan sekolah yang sambil bekerja yang belum tentu ia dapatkan pekerjaan sesuai yang ia inginkan, hingga kebimbangan saat itu ia rasakan, namun ketika itu Lia menyampaikan unek-uneknya kepada kedua paman serta kakaknya dan mereka semua mendukung sehingga Lia membulatkan tekadnya untuk melanjutkan sekolah.


Setelah menerima gaji Liapun berpamitan dengan bos dan semua teman-teman. ibu bosnya memberikan kenang-kenangan dua jas dengan merek ternama dan temannya ada yang memberikan tas dan baju sebagai kenang-kenangan. Walaupun sedih karena perpisahan namun ia sangat bersyukur bisa bekerja dengan teman-teman yang seperti keluarga sendiri dan bos yang juga baik hati. Syukur Alkhamdulillah Liapun melanjutkan sekolahnya.

Bersambung ke Part 4. kembali ke Part 2

0 Response to "Selalu Ada Rizki, Dalam Menuntut Ilmu. Kisah Nyata. Part 3"

Post a Comment